PALEMBANG, NARASINEWS.CO – Keindahan dan keanggunan kain tradisional dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan tampil memukau dalam ajang fashion show bertema “The Royal Kawai Kanduk & Kayu Aro“, Kamis malam, 26 Juni 2025.
Perhelatan ini merupakan bagian dari penutupan kegiatan Dekranasda dan Rapat Koordinasi TP PKK yang berlangsung di The Sultan Convention Center, Palembang.

Kolaborasi antara Dekranasda OKU Selatan dan Ladys Tenun Klasik ini menyita perhatian para tamu undangan, tokoh daerah, hingga pencinta fashion.
Sorotan utama dalam acara tersebut adalah transformasi kain khas OKU Selatan menjadi busana modern yang tidak hanya elegan, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam.

Ketua Dekranasda OKU Selatan, Yohana Abusama, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyatakan apresiasi atas karya-karya yang ditampilkan.
“Kami sangat bangga dan mendukung penuh apa yang dilakukan oleh Ladys Tenun Klasik. Ini adalah bukti bahwa kain tradisional kita bisa bersaing di industri fashion modern,” ujar Yohana dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan bahwa Dekranasda OKU Selatan berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi lokal, terutama dalam bidang kerajinan dan tekstil, sebagai bagian dari penguatan ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM.
“Kami tidak hanya ingin melestarikan budaya, tetapi juga menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” imbuhnya.
Disisi lain, desainer sekaligus pemilik Ladys Tenun Klasik, Lina Dedy, menjadi sosok sentral di balik karya-karya menawan yang ditampilkan malam itu.
Ia menuturkan bahwa kain motif Kawai Kanduk dan Kayu Aro yang menjadi inspirasi koleksinya merupakan warisan budaya dari tiga suku besar yang mendiami OKU Selatan.
“Motif Kawai Kanduk adalah simbol dari kekayaan budaya yang kami miliki. Perpaduan antara motif bunga-bunga dan salur-salur khas Melayu melambangkan harmoni, keindahan, dan kekuatan perempuan,” ujar Lina Dedy usai peragaan busana.
Warna dan Filosofi yang Diperhitungkan
Dalam fashion show tersebut, Lina Dedy mempersembahkan enam busana yang terbagi dalam dua konsep utama.
Tiga busana menggunakan motif Kayu Aro dengan warna dasar coklat, memberikan nuansa hangat, natural, dan bersahaja.

Sementara tiga lainnya mengusung motif Kawai Kanduk dalam balutan warna merah marun yang melambangkan keberanian, kemewahan, dan semangat juang.
Perpaduan warna-warna klasik seperti emas, hitam, dan coklat semakin memperkuat kesan megah dan eksklusif.
Setiap potong busana dipadukan dengan aksesori dan detail yang memperhatikan kerapian dan estetika tinggi, menjadikannya layak bersanding dengan rancangan fashion kelas dunia.
“Ini bukan hanya soal busana, tetapi juga cerita budaya yang ingin kami bawa ke panggung yang lebih luas. Kain lokal harus bisa mendunia tanpa kehilangan jati dirinya,” tegas Lina.
Langkah Menuju Pasar Nasional dan Internasional
Melalui ajang fashion ini, kain adat OKU Selatan diharapkan tak hanya menjadi simbol identitas daerah, melainkan juga produk unggulan yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
Panggung fashion menjadi salah satu medium efektif untuk mengenalkan kekayaan budaya daerah kepada publik yang lebih luas.
“Target kami ke depan adalah mengikuti berbagai ajang fashion tingkat nasional, bahkan mancanegara. Dengan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin kain Kawai Kanduk dan Kayu Aro bisa dikenal luas sebagai bagian dari kekayaan tekstil Indonesia,” kata Lina menutup wawancaranya.
Acara ditutup dengan tepuk tangan meriah dari para undangan, yang memberikan apresiasi tinggi atas upaya pelestarian budaya melalui jalur industri kreatif.
Ladys Tenun Klasik dan Dekranasda OKU Selatan sukses menjadikan malam itu bukan hanya parade fashion, tetapi juga panggung promosi budaya dan warisan leluhur yang tak ternilai harganya. (end)
Koleksi: Kawai Kanduk Presentation by Ladys Tenun Klasik x Dekranasda OKU Selatan
Desainer: Lina Dedy (Ladys Tenun Klasik)
Model: Jelita, Gita, Vani
Brush: Adjuajeng
Hairdo: Hairdomakeup_bone
Produser: Chelly Rosa Indah
Fotografi: kitarindu.potroiture







